Serba-serbi
PENGERTIAN BERBICARA, TUJUAN BERBICARA, HAMBATAN-HAMBATAN BERBICARA DAN KETERAMPILAN BERBICARA

1. Pengertian berbicara
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi dan kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. (Tarigan, 1981 : 15). Berbicara sering diartikan juga sebagai
kegiatan bercakap-cakap yang dilakukan sehari-hari. Kegiatan berbicara ini
diawali dari suatu pesan yang disampikan oleh pembicara kepada pendengarnya
sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh pemberi pesan.
Lebih luas lagi bebicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
pendengar atau penyimak dan merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang
memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neorologis, semantik, dan
linguistik sedemikian ekstensif secara luas, sehingga dapat dianggap sebagai
alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.
Sebagai suatu bentuk penggunaan bahasa, berbicara merupakan kegiatan
berbahasa yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa berbicara, seseorang
akan mengucilkan diri sendiri, dan terkucil dari orang-orang di sekitarnya.
Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang aktif dari seseorang pemakai
bahasa, yang menuntut prakarsa nyata dalam penggunaan bahasa untuk
mengungkapkan diri secara lisan. Dalam pengertian itu berbicara merupakan
bagian dari kemampuan yang aktif – produktif.
Sebagai bagian dari kemampuan berbahasa yang aktif – produktif, kemampuan
berbicara mentut penguqasaan terhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan
bqahasa. Secara kebahasaan, pesan lisan yang disampaikan dengan berbicara
merupakan penggunaan kata-kata yang dipilih sesuai dengan maksud yang perlu
diungkapkan. Kata-kata itu dirangkai dalam susunan tertentu menurut kaidah
berbahasa, dan dilafalkan sesuai dengan kaidah pelafalan yang yang sesuai
dengan pelafalaqn yang sesuai pula.
Dengan demikian, maka berbicara itu lebih dari hanya sekedar pengucapan
bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkqan
kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami
atau tidak baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah dia
bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia
mengkomunikasikan gagasan-gagqasannya; dan apakah dia waspada serta antusias
atau tidak (Mulgrave dalam Kagan, 2000 : 34).
2. Tujuan berbicara
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif. Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu
keterampilan proses yang berkaitan dengan kemqampuan siswa dalam menyampikan
atau menerima ide agar lebih efektif, baik melalui lisan maupun tulisan.
Indirawati dalam kagan (2000 : 22), mendefinisikan keterampilan proses
berkomunikasi sebagai proses pengubahan informasi dari bentuk ke bentuk
lainnya.
Tarigan (1998: 164) mengemukakan percakapan adalah pertukaran pikiran atau
pendapat mengenai suatu topik antara dua atau lebih pembicara. Ada dua kegiatan
dalam percakapan yakni menyimak dan berbicara. Tujuan berbicara secara umum
terdiri atas tiga hal, yakni :
a. untuk
memberitahukan (informatif),
b.
untuk
menghibur (rekreatif),
c.
untuk
mempengaruhi (persuatif).
3. Hambatan-hambatan berbicara
Hambatan- hambatan yang sering dialami oleh setiap orang dalam berbicara (Lie,
2002 : 29) adalah sebagai berikut :
1.
Hambatan
internal
1)
Ketidak
sempurnaan alat ucap.
2)
Penguasan
komponen bahasa.
3)
Pengguaan
komponen isi.
4) Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental.
2.
Hambatan
eksternal
1)
Suara
atau bunyi.
2)
Media.
3)
Pengetahuan
pendengar.
4)
Kondisi
ruangan.
Ada dua tipe kegagalan dalam percakapan :
1. Kegagalan mencapai tujuan komunikatif percakapan; mungkin saja terjadi
ada seorang partisipan yang terus-terusan berbicara tidak memperdulikan orang
lain akibatnya itu bersifat menolong;
2. Kebebasan yang keterlaluan dalam percakapan; adqa seseorang yang terus
berbicara tanpa memikirkan apakah orang lain senang atau tidak.
4. Keterampilan Berbicara
Kemampuan berbicara sangat sukar menilainya secara tepat. Kemampuan
sangat kompleks dalam pelaksanaannnya berlangsung dalam suatu waktu tertentu
dan pada itu pula penilaian itu harus diberikan (walaupun perekaman mungkin
dilakukan). Ada
lima unsur yang tercakup dalam kemampuan berbicara ini.
1. Lafal atau ucapan (vokal, konsonan, intonasi dan tekanan)
2.
Tata
bahasa
3.
Kosakata
4. Kefasihan (kemudahan dan kelancaran berbicara)
5. Pemahaman (pemahaman masalah, kesesuaian dengan materi pembicaraan,
keserasian dengan lawatan bicara).
Deskripsi kriteria penilaian keterampilan berbicara seseorang menurut
Sapani (1990 : 12-16) adalah sebagai berikut :
1.
Bahasa
lisan yang digunakan meliputi
a.
lafal
dan intonasi,
b.
pilihan
kata atau diksi,
c.
struktur
bahasa,
d.
gaya
bahasa dan pragmatik,
e.
isi
pembicaraan meliputi :
a)
hubungan
isi dengan topik
b)
mengemukakan
pendapat
c)
menyanggah
pendapat
d)
menyimpulkan
pendapat.
Untuk mengetahui
keberhasilan suatu kegiatan tertentu memerlukan penilaian. Ada kecenderungan
guru-guru bahasa memberikan penilaian berdasarkan kesan umum, baik dalam
kemampuan berbahasa secara tertulis maupun secara lisan. Hal ini tentu tidak
memberikan umpan balik yang jelas terhadap siswa atau mahasiswa.
Penilaian hendaknya
jangan hanya semata-mata mengukur dan memberikan angka pada suatu kegiatan
belajar, tetapi hendaknya ditujukan kepada usaha perbaikan prestasi
siswa/mahasiswa, sehingga menimbulkan motivasi bagi siswa/mahasiswa dalam
pelajaran berikutnya. Jadi, penilaian bukan hanya untuk menentukan naik atau
lulusnya seorang siswa/mahasiswa, tetapi merupakan umpan balik bagi
mahasiswa/siswa tersebut dan juga bagi pengajar terhadap apa yang sudah dicapai
dan mana yang perlu ditingkatkan.
No comments