Serba-serbi
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI TUMBUHAN LUMUT

Pengertian
dan Klasifikasi Tumbuhan Lumut
a. Pengertian Tumbuhan
Merurut kamus biologi
tumbuhan adalah makhluk hidup yang secara umum dibedakan dari hewan karena
kemampuannya membentuk jaringan embrional selama hidupnya, tidak mempunyai alat
gerak, mampu melakukan foto sintesis, lambat dalam bereaksi terhadap
rangsangan; dinding selnya mengandung selulosa, perkembangannya bergantian
secara aseksual dan seksual (Depdikbud, 1990:196).
Tumbuhan merupakan
makhluk hidup yang terdiri atas akar, batang, daun, buah, dan biji (Imam S.
Hododimoejo, 2005:13).
Tumbuhan dapat
dibedakan atas tumbuhan tak berpembuluh angkut dan tumbuhan berpembuluh angkut.
Pembuluh angkut adalah jaringan yang berfungsi mengalirkan makanan dari akar ke
daun atau dari daun keseluruh bagian tumbuhan. Tumbuhan yang tergolong tumbuhan
tak pembuluh angkut adalah devisi lumut (Bryophyta), lumut memilki akar yang
semu berfungsi untuk menempelkan tubuhnya kepada media. Sedangkan tumbuhan yang
ergolong tumbuhan berpembuluh angkut adalah devisi Tracheophyta.
Tumbuhan berpembuluh
angkut merupakan tumbuhan yang memiliki jaringan pengangkut khusus. Jaringan
pengangkut itu berbentuk pembuluh (pipa). Berdasarkan fungsinya, jaringan
pengangkut dibedakan menjadi dua, yaitu pembuluh kayu (xylem) dan pembuluh
tapis (Floem). Xylem adalah jaringan pembuluh yang berfungsi mengangkut air dan
mineral dai akar ke daun. Sedangkan Floem adalah jaringan yang berfungsi
mengangkut bahan makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan
yang memerlukannya. Tumbuhan pembuluh angkut memiliki daun, batang dan akar
sejati. Adanya jaringan pembuluh angkut menjadikannya ciri khas tumbuhan darat.
Devisi ini dibedakan
menjadi subdevisi Pteridophyta (tumbuhan paku) dan Spermatophyta (tumbuhan
berbiji). Tumbuhan berbiji dibedakan menjadi tumbuhan biji terbuka
(Gymnaospermae)dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) (Istamar
Syamsuri,2004:84).
Dari uraian di atas,
penulis mencoba mendifinisikan arti dari tumbuhan, tumbuhan merupakan bagian dari makhluk yang memiliki
akar, batang, dan daun, serta secara garis besar dapat dibedakan atas tumbuhan
berpembuluh angkut dan tumbuhan tak berpembuluh angkut.
b. Pengertian Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut
merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta dan
secara bahasa berasal dari kata “bryum” yang artinya lumut (Soenarto
Adisoemarto,www.UNY.ec.id).
Tumbuhan Lumut
(Istamar Syamsuri,2004:85) adalah
tumbuhan yang tidak memiliki jaringan pengangkut khusus untuk
mengalirkan air, mineral, dan kandungan makanan ke jaringan lain.
Menurut Saktiyono
(1988:128) tumbuhan lumut merupakan tumbuhan darat sejati, tetapi umumnya masih
menyukai tempat-tempat yang lembab.
Sumua tumbuhan yang
tingkat perkembangannya lebih tinggi daripada Thallophyta pada umumnya
mempunyai warna yang benar-benar hijau, karena mempunyai sel-sel dengan
plastida yang mengandung klorofil-a dan b. kebanyakan hidup di darat dan
sel-selnya telah mempunayai diding yang terdiri atas selulosa, disebut tumbuhan
lumut (Gembong Tjitrosoepomo, 2001:179).
Tumbuhan Lumut
(Bryophyta) sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan
organ fotosintetik namun belum memliki akar dan daun sejati (www.ensikklopedia.com). Kelompok tumbuhan ini juga belum
memiliki pembuluh sejati. Alih-alih
akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harfiah: serupa akar). Daun
tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan
pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini
terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang
dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber
hara bagi tumbuhan lumut yang lain dan tumbuhan yang lainnya.
Tumbuhan Lumut
(Bryophyta) merupakan tumbuhan yang hidup dan telah menyesuaikan diri dengan
lingkungan darat khususnya di tempat-tempat yang lembab dan basah. Lumut dapat
hidup mulai di daratan rendah hingga di daratan yang tinggi, dan dari daerah
tropis hinggga daerah padang tundra di kutub. Hanya beberapa jenis lumut saja
yang dapat hidup di air.
Diperkirakan ada
25.000 sepesies tumbuhan lumut yang terdapat diberbagai lingkungan. Tumbuhan
yang termasuk devisi ini belum memilki jaringan penunjang dan jaringan
pengangkut, sistem pengangkut zat-zat di dalam tubuhnya berlangsung secara
difusi dari sel ke sel yang tersusun secara jala.
c. Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Devisi tumbuhan Lumut
(Bryophyta) dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu lumut daun
(bryophyta), lumut hati (hepaticophyta), dan lumut tanduk (anthocerotophyta)
1. Lumut
Hati
Klasifikasi lumut hati
Kingdom : Plantae
Division : Hepaticophyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp
Tubuh lumut hati tersusun atas struktur tubuh yang berbentuk hati pipih
yang disebut talus yang tidak terdiferensiasi menjadi akar, batang, maupun
daun. Tumbuhan lumut mempunyai tubuh yang terbagi menjadi dua lobus sehingga
tampak seperti lobus pada hati.
Gametangium pada lumut hati umumnya terdapat pada struktur batang yang
disebut arkegoniofor (tempat penghasil arkegonium) dan anteridiofor (tempat
penghasil anteridium). Lumut hati juga bisa melakukan perkembangbiakan aseksual
dengan sel yang disebut gemma. Gemma merupakan struktur seperti mangkok yang
terdapat di permukaan gametofit. Contoh spesies lumut hati adalah Marchantia
polymorpha dan Porella.
Ciri-ciri struktur Lumut Hati
Hepatophyta disebut juga lumut hati. Menurut Campbell (1998: 550), Lumut hatimeliputi
sekitar 8.000 jenis yang kebanyakan hidup di tempat lembab seperti pada batang
pohon, tanah, atau batu cadas. Lumut hati membentuk massa berupa lembaran
dengan tepi yang terbelah-belah (disebut talus) yang berbentuk seperti hati.
Pada beberapa jenis, talus ini membentuk daun sehingga lumut hati dapat
dibedakan menjadi lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun (sering disebut
lumut sisik). Contoh lumut hati bertalus yaitu Marchantia polymorpha, M.
berteroana, Ricciocarpus natans, R. frostii. Lumut hati berdaun misalnya
Porella.
Hutan tropis merupakan tempat hidup lumut hati dengan keanekaragaman yang
paling besar. Gametofitnya merupakan lembaran “daun” tipis yang menempel pada
substratnya dengan rizoid yang halus. Lembaran “daun” dibagi menjadi beberapa
lobus, bentuknya seperti hati hewan, epidermisnya mengandung klorofil. Pada
permukaan gametofit terdapat badan seperti mangkuk yang berisi kuncup (gemma)
yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan aseksual. Kuncup yang terlepas dan
jatuh di tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi individu baru. Seperti
Bryophyta, pada lumut hati fase yang menonjol adalah fase gametofitnya. Pada
fase ini, gametofitnya terkadang memiliki kutikula. Spora dari lumut hati ini
memiliki dinding tebal yang menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Siklus hidup lumut hati hampir mirip dengan lumut daun, yaitu fase
gametofitnya lebih dominan. Gambar
Lembaran “daun” (gametofit dengan mangkuk berisi gemma, anteridium, dan
arkegonium.
Ciri-ciri struktur Lumut Hati
Perkembangbiakan seksual terjadi melalui pembentukan arkegonium dan
anteridium, biasanya tumbuh pada gametofit yang berbeda. Tangkai arkegonium
disebut arkegoniofor, sedangkan tangkai anteridium disebut anteridiofor.
Lekukan pada payung pembawa anteridium lebih dangkal dibanding dengan payung
arkegonium.
Pada tiap lekukan terdapat satu arkegonium, yang tumbuh ke arah bawah.
Setelah terjadi pembuahan terbentuk zigot, sementara arkegoniofor terus
memanjang. Zigot tumbuh menjadi sporofit dan terbentuk “kapsul” tempat
tumbuhnya spora yang haploid. Spora yang jatuh pada tempat yang sesuai akan
tumbuh menjadi benang yang tidak tentu bentuknya dan berfungsi sebagai sel
pemula pembentukan gametofit.
Macam dan Morfologi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Morfologi dan Anatomi Lumut Kelas Hepaticopsida, Gametofit dari kelas ini
masih sangat sederhana dan berdasar bentuk tubuhnya, lumut kelas ini dapat
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :
Tipe frondose / lumut hati bertalus (thalloid liverwort), merupakan
golongan yang talusnya berupa lembaran.
Tipe foliose / lumut hati berdaun (leafy liverworts), merupakan golongan
yang talusnya menyerupai batang dengan daun – daun.
Lumut hati bertalus (Frondose)
Lumut hati bertalus
Golongan ini meliputi tubuh bagian dorsal (punggung) dan ventral (perut).
a) Pada sisi dorsal :
·
Pada jenis tertentu
terdapat alur di tengah di mana pada bagian ujungnya terdapat penonjolan yang
berfungsi sebagai gametangiofor (pendukung gametangium).
·
Terdapat sel – sel
asimilasi yang membatasi ruang – ruang udara.
·
Terdapat lapisan
epidermis yang merupakan lapisan yang berbatasan dengan udara luar.
·
Terdapat porus yang
menghubungkan ruang udara dengan udara luar.
b) Pada sisi ventral :
·
Ada yang namanya rusuk
tengah yang merupakan penebalan dari talus.
·
Terdapat risoid dengan
karakteristik unisel, tidak ada cabang, tekstur halus, serta licin dan
berjendol.
·
Terdapat sisik dengan
hanya 1 lapis sel meskipun ini bersifat multisel.
·
Terdapat jaringan
parenkim tak berwarna sebagai sel penimbun cadangan makanan.
Tipe penampang melintang talus :
1) Tipe Marchantia
Pada tipe ini daerah ventral melebar hingga ke tepi kanan kiri talus.
Daerah rusuk tengah merupakan bagian yang paling tebal dan semakin ke tepi
semakin berkurang penebalannya. Daerah dorsal terdiri atas 1 lapis ruang udara
yang di batasi oleh 1 lapis sel asimilasi di mana pada dasar ruang udara
tersebut terdapat benang – benang asimilasi yang berfungsi untuk membantu dalam
proses pengikatan CO2. Contoh pada Marchantia sp. dan Targonia hipophyla.
2) Tipe Plagiochasma
Daerah ventral sedikit melebar tetapi tidak sampai ke tepi talus. Daerah
dorsal terdiri dari beberapa lapis ruang udara yang kosong. Lapisan atas dan
tengah pada lapisan udara berukuran lebih kecil dibandingkan dengan lapisan di
bawahnya. Contoh pada Plagiocasma appendiculatum, P. articulatum, dan masih
terdapat contoh yang lain.
3) Tipe Stepensoniella
Daerah ventral khususnya pada rusuk tengah, tebal. Daerah dorsal terdiri
dari 1 lapis ruang udara yang besar dan kosong. Contoh pada Stepensoniella
brevipedunculata, Sauchia spongiosa, dan masih banyak lagi.
Lumut hati berdaun (Foliose)
Golongan ini meliputi morfologi “daun” dan “batang”
1) Pada “daun” :
·
Bersifat dorsiventral
(dapat dibedakan antara sisi dorsal dan sisi ventral) dengan karakteristik
tubuh yang lunak.
·
Terdapat 2 – 3 baris
daun
·
Di tepi talus terdapat
yang namanya daun lateral yang dibagi menjadi : daun tunggal dan daun bilobus.
Daun bilobus dibagi lagi menjadi 2, yaitu lobus postical (atas) dan lobus
antical (bawah).
·
Daun ke 3 pada garus
tengah di sisi ventral dinamai dengan amfigastrium yang bercirikan ukuran lebih
kecil dari daun lateral.
·
Daun umumnya terdiri
atas 1 lapis sel.
·
Terdapat kloroplas.
·
Terdapat trigome
(penebalan berbentuk segitiga pada sudut – sudut sel).
2) Pada “batang” yang telah maju terdapat 3 macam jaringan :
·
Epidermis, yaitu sel –
selnya berdinding tebal dengan lapisan kutikula
·
Korteks, sel – selnya
berdinding tebal namun berukuran kecil. Sifat jaringan korteks parenkimatis,
berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, dan juga sebagai tempat penimbunan zat
makanan cadangan.
·
Medula, dindingnya tipis
akan tetapi lebar
·
Terkadang pada beberapa
suku tidak dijumpai adanya epidermis, namun korteks terdiri dari sel – sel
hyalin berdinding tipis dan berukuran relatif besar yang dinamakan dengan hyaloderm.
Jadi hyaloderm merupakan jaringan korteks yang terdiri dari sel – sel hyalin
berdinding tipis dan berukuran relatif besar.
2. Lumut
Daun
Klasifikasi lumut Daun
Kingdom : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida sp
Lumut daun adalah jenis tumbuhan lumut yang sering dijumpai di daerah yang
lembab. Pada umumnya, satu individu lumut daun menghasilkan jenis gamet yang
berbeda sehingga dapat dibedakan mana individu jantan, mana individu betina.
Akan tetapi ada juga tumbuhan lumut yang menghasilkan gamet jantan anteridium)
dan gamet betina (arkegonium) dalam satu individu.
Pada fase sporofit, tumbuhan lumut akan menghasilkan spora sebagai alat
perkembangbiakannya. Jika spora lumut sampai di lingkungan yang sesuai, spora
lumut akan tumbuh menjadi protonema. Protonema inilah yang akhirnya tumbuh
menjadi tumbuhan lumut baru. Contoh spesies tumbuhan lumut daun adalah
Polytrichum juniperinum, Pogonatum cirratum, dan Aerobryopsis longissima.
Ciri-ciri struktur Lumut Daun
Anggota yang tidak asing lagi dari divisio ini adalah Bryophyta atau lumut
daun. Bryophyta memiliki jumlah kurang lebih 10.000 spesies jenis lumut daun
yang dibagi menjadi tiga ordo yaitu Bryales, Sphagnales, dan Andreales. Lumut
daun lebih mudah dikenali karena sering dijumpai di tempat yang agak terbuka.
Pada divisio Bryophyta, kita belum dapat membedakan membedakan antara daun,
batang, dan akarnya. Akan tetapi, Bryophyta telah memiliki klorofil untuk
proses fotosintesisnya sehingga digolongkan ke dalam Regnum Plantae. Lumut daun
(moss) merupakan tumbuhan lumut yang paling terkenal.
Hamparan lumut daun terdiri atas kelompok lumut yang padat, yang saling
menyokong satu sama lain. Setiap tumbuhan yang tergabung dalam hamparan
tersebut melekat pada substrat dengan sel memanjang atau filamen seluler yang
disebut rizoid. Rhizoid membawa air dan nutrisi ke seluruh jaringan. Akan
tetapi, rhizoid tidak memiliki pembuluh untuk mendistribusikan air dan nutrisi
tersebut. Oleh karena itu, lumut dimasukkan ke dalam jenis tumbuhan tak
berpembuluh. Difusi air dan nutrisi pada lumut terjadi secara lambat melalui
jaringan di tubuh lumut yang saling berhubungan.
Oleh karena itu, ukuran tubuh mereka terbatas, hanya kurang dari 2 cm
tingginya. Gametofitnya tumbuh tegak di permukaan tanah, memiliki bagian-bagian
yang menyerupai “akar”, “batang”, dan “daun” yang sesungguhnya tidak sama
dengan struktur yang sama pada tumbuhan vaskuler. Gametofit merupakan generasi
dominan, tempat terjadinya fotosintesis. Sporofit tumbuh membentuk suatu batang
panjang yang muncul dari arkegonium. Pada ujung batang terdapat sporangium,
yaitu kapsul tempat terjadinya pembelahan meiosis dan spora haploid berkembang.
Gambar sporofit yang memiliki sporangium berbentuk kapsul dengan tutupnya
disebut kaliptra. Jika kadar air rendah, kaliptra terlepas, gigi peristom
terbuka, dan spora keluar.
Ciri-ciri struktur Lumut Daun
Salah satu contoh lumut daun adalah lumut gambut atau sphagnum, terhampar
menutupi permukaan daratan bumi seperti karpet. Hamparan lumut gambut sangat
tebal, terdiri atas tumbuhan hidup dan mati di tanah basah, mengikat banyak
sekali karbon organik. Sebagai tempat penyimpanan karbon, rawa gambut tersebut
berperan penting dalam menstabilkan konsentrasi karbon dioksida (CO2) di
atmosfer. Sphagnum tumbuh di daerah tundra, merupakan makanan rusa kutub. Lumut
daun dapat dimanfaatkan sebagai media tanaman (pengganti ijuk).
Habitat lumut daun
Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik
mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas
batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air.
Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan
yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada
dalam air mati berubah menjadi gambut yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah
ini bermanfaat untuk menggemburkan medium pada tanaman pot dan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya
pun mempunyai struktur yang bermacam-macam.
Di daerah kering, badan lumut ini dapat berbentuk seperti bantalan,
sedangkan yang hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti lapisan permadani.
Lumut di daerah lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer.
Lumut ini hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru
banyak melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar. Lumut daun
merupakan tumbuhan yang berdiri tegak, kecil, dan letak daunnya tersusun
teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral.
3. Lumut
Tanduk (Anthocerotophyta)
Lumut tanduk mempunyai gametofit yang mirip dengan gametofit pada lumut
hati, perbedaan antara keduanya hanya terdapat pada sporofitnya. Sporofit pada
lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Ciri unik
dari lumut tanduk adalah sporofit akan terus tumbuh selama masa hidup
gametofit. Contoh dari lumut tanduk adalah Anthoceros natans.
Ciri-ciri struktur Tanduk
Divisi Anthocerophyta memiliki struktur tubuh mirip tanduk sehingga
dinamakan lumut tanduk. Anthocerophyta hanya memiliki satu kloroplas di dalam
tiap selnya. Oleh karena itu, Anthocerophyta dianggap sebagai lumut primitif.
Lumut ini memiliki struktur tubuh seperti lumut hati, perbedaannya terletak
pada sporofitnya. Sporofit pada lumut tanduk bentuknya seperti kapsul memanjang
yang tumbuh menyerupai tanduk.
Di antara semua lumut, lumut tanduk adalah yang paling dekat hubungan
kekerabatannya dengan tumbuhan vaskuler. Bentuk tubuhnya mirip lumut hati,
tetapi sporofitnya membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk.
Sampai saat ini ketiga divisi lumut itu masih bertahan sebagai tumbuhan darat.
Adanya hamparan lumut pada permukaan tanah dapat mencegah erosi. Selain itu,
rizoid lumut dapat menembus permukaan batuan. Proses ini secara bertahap
membentuk tanah baru. Oleh karena itu, tumbuhan lumut disebut sebagai tumbuhan
pionir.
c. Peranan
Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Bagi Manusia
Beberapa spesies tumbuhan lumut mempunyai peranan penting dalam kehidupan
manusia, diantaranya:
1. Spesies lumut Marchantia polymorpha , biasa dimanfaatkan sebagai obat
hepatitis.
2. Jenis-jenis lumut gambut yang termasuk dalam genus Sphagnum biasa digunakan
sebagai pengganti kapas. Sphagnum juga
berfungsi untuk membantu penyerapan air dan menjaga kelembaban tanah.
3. Cephalozoella massalongoi, spesies lumut ini biasa tumbuh di tanah atau
batuan yang mengandung tembaga sehingga dapat digunakan sebagai indikator
keberadaan tembaga.
4. Asplenium nidus, biasa digunakan sebagai tanaman hias.
d. Peran Tumbuhan
Lumut Dalam Ekosistem
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen,
penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap
polutanLumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab.
Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di
batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan
kondisi-kondisi ditemukannya.
Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum
tinggal / menghuni rawa. Seperti itu, lumut semi-aquatic melebihi cakupan
panjangnya normal di lumut terestrial. Di mana saja mereka terjadi, lumut
memerlukan kelembaban untuk survive. Oleh karena tipis dan ukuran jaringan yang
kecil, ketiadaan kulit jangat (mencakup dari lilin untuk mencegah kekurangan
air), dan kebutuhan akan air cairan untuk menyudahi fertilisasi.
Beberapa lumut dapat survive dengan kekeringan, kembali hidup di dalam
beberapa jam hidrasi.Di garis lintang utara, sisi batu karang dan pohon yang
utara akan biasanya mempunyai lebih banyak lumut dibanding seberang. Ini
diasumsikan untuk menjadi sisi pohon yang yang sun-facing. Di hutan dalam di
mana cahaya matahari tidak menembus, lumut tumbuh subur sama pada saat pada
batang pohon.
e. Manfaat
Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari yang liar.
Penggunaan lumut tetap utuh terutama di florist trade dan untuk dekorasi rumah.
Lumut jenis Sphagnum juga komponen utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk
penggunaan sebagai bahan bakar, sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai
bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch Whisky.
Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens, dipanen selagi masih
bertumbuh dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan hortikultura sebagai
medium pertumbuhan. Praktek tanah Pada Perang dunia II, Sphagnum digunakan
sebagai PPPK yang dipakaian pada luka prajurit, lumut ini adalah sangat
menyerap dan mempunyai kekayaan antibacterial. Beberapa awal orang-orang
menggunakannya sebagai diaper dalam kaitan dengan absorbency.
Di United Kingdom, Fontinalis antipyretica biasa digunakan untuk memadamkan
api seperti ditemukan di sejumlah substansiil di sungai yang slow-moving dan
lumut menahan volume air yang besar membantu memadamkan nyala api tersebut. Di
Finlandia, Peat mosses sebagai bahan bakar lumut telah digunakan untuk membuat
roti selama kelaparan. Di Mexico, lumut digunakan pada Dekorasi Natal
No comments